Bacaan Dzikir Fida atau Ataqoh Menurut Ulama
"Pengertian serta Penjelasan Dzikir Fida atau Ataqoh Menurut Ulama"
Dzikri Fida’ ('ataqo) merupakan dzikir penebusan, yaitu menebus kemerdekaan diri sendiri atau orang lain dari siksaan Alloh SWT.
Dengan demikian, dzikir fida’ adalah upaya untuk memohonkan ampunan kepada Alloh SWT atas dosa-dosa orang yang sudah meninggal.
Pengertian Dzikir Fida
Dzikir Fida' atau sering disebut Ataqoh adalah bentuk amalan dzikir yang bertujuan untuk penebusan atau membebaskan diri dari siksa neraka, baik untuk diri sendiri maupun orang lain yang telah meninggal. Amalan ini melibatkan pembacaan kalimat tertentu, seperti Al-Ikhlas atau Laa Ilaaha Illallah, dengan jumlah tertentu.
Diterangkan dalam hadits dari Siti Aisyah:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قاَلَ لاَإِلهَ اِلاَّاللهُ اَحَدَ وَسَبْعِيْنَ اَلْفًا اِشْتَرَى بِهِ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَكَذَا فَعَلَهُ لِغَيْرهِ. (خزينة الاسرا ١٨٨)
Diriwayatkan dari Aisyah ra. Ia berkata; Rosululloh bersabda: barang siapa yang membaca Laa Ilaaha Illalloh sebanyak 71.000 (tujuh puluh satu ribu) maka berarti ia menebus (siksaan) dengan bacaan tersebut dari Alloh ‘Azza Wajalla dan begitu juga hal ini bisa dilakukan untuk orang lain. (Khozinah al-Asrar, hal. 188)
Pembagian Dzikir Fida
Adapun dzikir fida’ ini yang selanjutnya disebut dzikir ‘ataqah, oleh para ulama’ dibagi dua macam yakni 'Ataqoh sughro dan 'Ataqoh Kubro.
-
Pengertian Ataqoh Sughro
Ataqoh Sughro yaitu membaca Laa Ilaaha Illalloh sebanyak 70 ribu kali atau 71 ribu kali.
- Pengertian Ataqoh Kubro
‘Ataqoh kubro yaitu membaca Surat al-Ikhlas sebanyak 100 ribu kali.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Syarh al-Futuhat al-Madaniyah.
وَرُوِىَ اَنَّ الشَّيْخَ اَباَ الرَّبِيْعِ اَلْمَالَقِيّ كاَنَ عَلىَ مَائِدَةِ طَعَامٍ وَكاَنَ قَدْ ذَكَرَ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَرَّةٍ وَكاَنَ مَعَهُمْ عَلىَ الْمَائِدَةِ شَابٌ مِنْ اَهْلِ الْكَشْفِ فَحِيْنَ مَدَّ يَدَهُ اِلىَ الطَّعاَمِ بَكَى وَامْتَنَعَ مِنَ الطَّعَامِ فَقَالَ لَهُ الْحَاضِرُوْنَ لِمَ تَبْكِى؟ فَقاَلَ اَرَى جَهَنَّمَ وَاَرَى اُمِّىْ فِيْهَا. قَالَ الشَّيْخُ اَبُوْ الرَّبِيْعِ: فَقُلْتُ فِىْ نَفْسِىْ اَللَّهُمَّ اِنَّكَ تَعْلَمُ اَنِّىْ قَدْ هَلَّلْتُ سَبْعِيْنَ اَلْفاً وَقَدْ جَعَلْتُهَا عِتْقَ اُمِّ هَذَا الشَّابِّ مِنَ النَّارِ فَقَالَ الشَّابُّ اَلْحَمْدُ لِلّهِ أَرَى أُمِّىْ قَدْ خَرَجَتْ مِنَ النَّارِ وَمَا اَدْرِىْ ماَ سَبَبُ خُرُوْجِهَا وَجَعَلَ هُوَ يَبْتَهِجُ وَاَكَلَ مَعَ الْجَمَاعَةِ. وَهَذَا التَّهْلِيْلُ بِهذَا الْعَدَدِ يُسَمَّى عَتاَقَةَ الصُّغْرَى كَمَا اَنَّ سُوْرَةَ الصَّمَّدِيَّةِ إِذاَ قُرِئَتْ وَبَلَغَتْ مِائَةَ اَلْفِ مَرَّةٍ تُسَمَّى عَاتَقَةَ كُبْرَى وَلَوْ فِيْ سِنِيْنَ عَدِيْدَةٍ فَاِنَّ الْمُوَالاَةَ لاَتُشْتَرَطُ. اهـ (شرح الفتوحات المدنية بهامش نصائح العباد ص ٢٢)
Diriwayatkan bahwa syekh Abu al-Robi’ al-Malaqi, berada di jamuan makanan dan beliau telah berdzikir dengan mengucapkan Laa Ilaha Illalloh 70 ribu kali. Di jamuan tersebut terdapat seorang pemuda ahli kasyaf. Ketika pemuda itu akan mengambil makanan tiba-tiba ia mengurungkan mengambil makanan itu, lalu ia ditanya oleh para hadirin mengapa kamu menangis? ia menjawab, saya melihat neraka jahanam dan melihat ibu saya di dalamnya. Kata syekh Abu al-Rafi’, saya berkata di dalam hati, “Ya Alloh, sungguh engkau mengetahui bahwa saya telah berdzikir Laa Ilaha Illalloh 70 ribu kali dan saya mempergunakannya untuk membebaskan ibu pemuda ini dari neraka”. Setelah itu pemuda tersebut berkata, “Alhamdulillah, sekarang saya melihat ibu saya telah keluar dari neraka, namun saya tidak tahu apa sebabnya”. Pemuda itu merasa senang dan kemudian makan bersama dengan para hadirin. Dzikir Laa Ilaha Illalloh 70 ribu kali dinamakan ataqoh sughroh (pembebasan kecil dari neraka), Sedangkan surat al-Ikhlas jika dibaca 100 ribu kali dinamakan ataqoh kubro (pembebasan besar dari neraka) walaupun waktu membacanya beberapa tahun, karena tidak disyaratkan berturut-turut. (Syarah al-Futukhat al-Madaniyah Bihamisyi Nasha’ih al-Ibad, hal. 22)
ومنها: اَنَّ مَنْ قَرَأَهَا مِائَةَ أَلْفِ مَرَّةٍ فَقَدِ اشْتَرَى نَفْسَهُ مِنَ اللهِ, وَنَادَى مُنَادٍ مِنْ قِبَلِ اللهِ تَعَالَى فِىْ سَمَوَاتِهِ وَفىِ أَرْضِهِ: اَلاَ إِنَّ فُلاَناً عَتِيْقُ اللهِ, فَمَنْ كَانَ لَهُ قَبْلَهُ بِضَاعَةً فَلْيَأْخُذْهَا مِنَ اللهِ غَزَّ وَجَلَّ, فَهِيَ عَتَاقَةٌ مِنَ النَّارِ لَكِنْ بِشَرْطِ اَنْ لاَ يَكُوْنَ عَلَيْهِ حُقُوْقٌ لِلْعِبَادِ أَصْلاً, اَوْ عَلَيْهِ وَهُوَ عَاجِزٌ عَنْ أَدَائِهَا. (تفسير الصاوى: الجزء الرابع ص: ٤٩٨)
Sebagian dari fadlilahnya surat Ihlas yaitu : sesungguhnya orang yang membacanya sebanyak 100.000 kali maka dia telah membeli dirinya sendiri dari Alloh dan Malaikat akan mengumumkan dari sisi Alloh di langit dan di bumi “ketahuilah sesungguhnya si fulan adalah hamba yang dimerdekakan oleh Alloh, siapa saja yang mempunyai hak yang di tanggung fulan maka mintalah dari Alloh“. Maka surat Ikhlas tersebut akan memerdekakan dari neraka, tetapi dengan syarat tidak mempunyai tanggungan kepada sesama (Haq Adam). (Tafsir Showi juz 4 hal. 498)
Kedua dzikir fida' diatas tidak ada sangkut pautnya dengan kambing.
Rujukan Kitab
Beberapa rujukan kitab yang menjelaskan tentang DZIKIR FIDAA’.
Dzikir Fida’ bisa dilaksanakan untuk sendiri atau orang lain, dan dapat dilaksanakan dalam satu majelis atau dicicil. Lafadz niatnya perlu dibedakan dan dijelaskan.
Sebagaimana diterangkan dalam beberapa kitab diantaranya :
Tafsir As-Showi
Tafsir As-Showi, Juz 4 hal. 498 (Ahmad Shoowi Al-Maliki)ومنها: اَنَّ مَنْ قَرَأَهَا مِائَةَ أَلْفِ مَرَّةٍ فَقَدِ اشْتَرَى نَفْسَهُ مِنَ اللهِ, وَنَادَى مُنَادٍ مِنْ قِبَلِ اللهِ تَعَالَى فِىْ سَمَوَاتِهِ وَفىِ أَرْضِهِ: اَلاَ إِنَّ فُلاَناً عَتِيْقُ اللهِ, فَمَنْ كَانَ لَهُ قَبْلَهُ بِضَاعَةً فَلْيَأْخُذْهَا مِنَ اللهِ غَزَّ وَجَلَّ, فَهِيَ عَتَاقَةٌ مِنَ النَّارِ لَكِنْ بِشَرْطِ اَنْ لاَ يَكُوْنَ عَلَيْهِ حُقُوْقٌ لِلْعِبَادِ أَصْلاً, اَوْ عَلَيْهِ وَهُوَ عَاجِزٌ عَنْ أَدَائِهَا. (تفسير الصاوى: الجزء الرابع ص: ٤٨٩)
Sebagian dari fadlilahnya surat Ihlas yaitu: sesungguhnya orang yang membacanya sebanyak 100.000 kali maka dia telah membeli dirinya sendiri dari Allah dan Malaikat akan mengumumkan dari sisi Allah di langit dan di bumi “ketahuilah sesungguhnya si fulan adalah hamba yang dimerdekakan oleh Allah, siapa saja yang mempunyai hak yang di tanggung fulan maka mintalah dari Allah“. Maka surat Ihlas tersebut akan memerdekakan dari neraka, tetapi dengan syarat tidak mempunyai tanggungan pada orang lain, atau punya tanggungan tapi tidak mampu membanyarnya.
Kitab Khozinatul Asror
- Kitab Khozinatul Asror, hal. 157 (Sayyid Muhammad Haqqin Nazili)
وَأَخْرَجَ مُسْلِمٌ وَغَيْرُهُ... وَفِي رِوَايَةٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ اْلاِخْلاَصِ بِإِخْلاَصٍ حَرّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النّارِ اهـ. (خزينة الاسرار ص: ١٥٧)
Imam Muslim dan lainnya meriwayatkan... dalam riwayat yang lain Rosululloh SAW. bersabda: barangsiapa membaca surat al-Ikhlas dengan hati yang ikhlas maka Alloh mengharamkan jasadnya dari api neraka.
- Kitab Khozinatul Asror, hal. 188 (Sayyid Muhammad Haqqin Nazili)
وَاَيْضًا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ أَحَدًا وَسَبْعِيْنَ اَلْفًا اِشْتَرَى بِهِ نَفْسَهُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ رَوَاهُ اَبُوْ سَعِيْدٍ وَ عَائِشَةٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا وَكَذَا لَوْ فَعَلَهُ لِغَيْرِهِ أَقُوْلُ وَلَعَلَّ هَذَا الْحَدِيْثَ مُسْتَنَدُالسَّادَةِ الصُّوْفِيَّةِ فىِ تَسْمِيَّةِ الذِّكْرِ كَلِمَةَ التَّوْحِيْدِ بِهَذَا اْلعَدَدِ عَتَاقَةً جَلاَلِيَّةً وَاشْتَهَرَتْ فىِ ذَلِكَ حِكَايَةٌ ذَكَرَهَا الشَّيْخُ اْلاَكِْ اْلاِمَامِ أَبِي اْلعَبَّاسِ اْلقُطْبِ اْلقَسْطَلاَنِى نَقْلاً عَنِ الشَّيْخِ أَبِي الرَّبِيْعِ الْمَالِكِى دَالَّةً عَلىَ صِدْقِ هَذَا الْخَبَرِ بِطَرِيْقِ اْلكَشْفِ اهـ. (خزينة الاسرار ص: ١٨٨)
Rosululloh SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca kalimat Laa Ilaaha Illallah sebanyak 71.000 maka dia telah membeli dirinya sendiri dari Allah Azza wa Jalla”. Hadits riwayat Abu Sa’id dan ‘Aisyah ra. begitu juga kalau dia melakukan untuk orang lain. Hadits ini adalah sebagai sandaran dasar para Ulama’ Shufi untuk menamakan dzikir dengan kalimat tauhid dengan jumlah hitungan tersebut dengan nama ‘Ataqoh Jalaliyyah. Cerita tentang kebenaran dzikir ini sudah sangat masyhur, diantaranya yang ditutur oleh as-Syaikh al-Akbar dari Imam Abi al-Abbas al-Qutbi al-Qostholani dari Syaikh Abi Robi’ al-Maliki untuk menunjukkan kebenaran hadits ini dengancara mukasyafah.
- Kitab Khozinatul Asror, hal. 159 (Sayyid Muhammad Haqqin Nazili)
وَيقولُ الفَقِيْرُ أَعْتَقَهُ اللهُ مِنَ السَّعِيْرِ اِنِّي رَأَيْتُ شَيْخًا فىِ المَسْجِدِ الْحَرَامِ فىِ رَمَضَانَ سَنَةَ اِثنَتَيْنِ وَسِتِّيْنَ وَمِائَتَيْنِ وَاَلْفٍ يَقْرَأُ سُوْرَةَ اْلاِخْلاَصِ عِنْدَ بَابِ الدَّاوُدِيَةِ لَيْلاً وَنَهَارً كُلَّ رَمَضَانَ فَقَبَّلْتُ يَدَهُ فَقُلْتُ يَا سَيِّدِى وَمَوْلاَيَ اِنِّىْ اَرَاكَ كُلَّ يَوْمٍ تَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ أَخْبِرْنِىْ عَنْ فَوَائِدِهِ وَأَسْرَارِهِ فَقَالَ أَعْتَقْتُ رَقَبَتىِ مِنَ النَّارِ يَا وَلَدِىْ وَشَارَ بِيَدِهِ اِلىَ عُنُقِهِ فَقُلْتُ أَجِزْنِيْهَا فَأَجَازَنِىْ وَأَذِنَ لِىْ وَدَعَا لِىْ بِالْبَرَكَةِ فِيْهِ وَفَّقَنِيَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ لِقِرَائَتِهَا اَلْفَ مَرَّةٍ وَبِهَا اْلاِجَازَةُ لِمَنْ قَرَأَهَا بِالخَطِّ وَالكِتَابَةِ بَارَكَ اللهُ لَناَ وَلَكُمْ وَفَتَحَ عَلَيْنَا وَعَلَيْكُمْ جَعَلَنِيَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلمُخْلِصِيْنَ بِحُرْمَةِ اْلاِخْلاَصِ. (خزينة الاسرار ص: ١٥٩)
Al-Faqir berkata (semoga Alloh memerdekakannya dari neraka Sya’ir): saya melihat seorang Syaikh di Masjidil Haram pada bulan Romadlon tahun 1.261 sedang membaca surat al-Ikhlas di sebelah pintu Dawudiyyah malam dan siang hari setiap bulan Romadlon. Kemudian aku mengecup tangannya sambil berkata: Wahai Tuanku, aku melihatmu setiap hari membaca surat Ikhlas, berilah tahu padaku tentang faedah dan rahasianya. Kemudian dia menjawab: aku ingin memerdekakan jasadku dari neraka wahai anakku, dan dia mengangkat tangan ke lehernya. Aku berkata: berilah aku ijazah, kemudian beliau mengijazahiku dan memberi izin padaku serta mendo’akan barokah. Semoga Allah memberi pertolongan pada kamu untuk membacanya sebanyak 1.000 kali. Dan ini merupakan ijazah melalui tulisan bagi orang yang mau membacanya. Semoga Allah memberi barokah pada kita dan membukakan rohmatnya. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang selamat sebab kemuliaan surat al-Ikhlas.
-
Kitab Khozinatul Asror, hal. 188 (Sayyid Muhammad Haqqin Nazili)
وَقَدْ نَقَلَهَا أَبُوْ سَعِيْدِ الْخَادِمِى فِى الْبَرِيْقَةِ شَرْحِ الطَّرِيْقَةِ الْمُحَمَدِيَّةِ وَغَيْرُهُ مِنَ الثِّقَاةِ اْلاِثْبَاتِ عَلىَ اَنَّ الْحَدِيْثَ الضَّعِيْفَ يُعْمَلُ بِهِ فِيْ فَضَائِلِ اْلاَعْمَالِ, لاَ سِيَّمَا وَهُوَ مُخَالِفٌ لِلْقِيَاسِ. (خزينة الاسرار ص: ١٨٨)
Demikian itu juga dikutip oleh Abu Sa’id Al-Khodimi dari parawali itsbat yang terpercaya yang tersebut dalam kitab Al-Bariqoh, Syarah kitab At-Thoriqotul Muhamadiyyah dan lainnya, bahwa hadits dhoif boleh diamalkan dalam hal Fadloilil ‘Amal (keutamaan amal) meskipun tidak sesuai dengan qiyas."
Kitab Irsyadul 'Ibad
Kitab Irsyaadul ‘Ibaad, hal. 4 (Zainuddin abdul Aziz Ibnu Zainuddin Al-Malibari)وَحُكِىَ اَيْضًا فِيْهِ عَنِ الشَّيْخِ أَبِي يَزِيْدَ الْقُرْطُبِى قَالَ سَمِعْتُ فِى بَعْضِ اْلأَثاَرِ أَنَّ مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ فِدَآءً مِنَ النَّارِ. (إرشاد العباد ص: ٤)
Diriwayatkan lagi dari Syaikh Abi Yazid al-Qurtubi berkata: saya mendengar dari sebagian atsar (perkataan Shohabat) “Barangsiapa mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah sebanyak 70.000 kali, maka kalimat tersebut menjadi tebusan baginya dari api neraka.
الله تعالى اعلم ...
(توجوه فولوه ريبوو لآ إله إلا الله)
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللهم إنك تعلم أني هللت هذه السبعين ألف تهليلة وأريد أن أدخرها لنفسي ........ أو لأبي ......... أو لفلان وأشهدك أني قد اشتريت بها نفسي ............. أو أبي .............. أوفلانا من النار وفديتها منك يا الله من النار بثواب قراءتها التي قدرها عندك جسيم وثوابها عندك عظيم فأعتقني بها من النار وخلصني بها من النار وأجرني بها من النار وأعذني بها من النار وأدخلني بها الجنة مع الأبرار يا غزيز يا غفار وصلى الله على سيدنا ومولانا محمد وعلى أله وصحبه وسلم . آمين × 3 يا رب العالمين .
[فراتوران مَجا عتاقة كبرى]
(سراتوس ريبوو قُلْ هُوَ اللّهُ أَحَدٌ)
سابن - سابن وقتو أتوا سابن - سابن دينا مَجا سورة قُلْ هُوَ اللّهُ أَحَدٌ سأ أخيري سرتا بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ سابن - سابن سأ أمبالان سأكوواساني دي جاطت أوليه فيرا بانْجور دي دعاني مغكنـي :
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنِّيْ قَدْ قَرَأْتُ الْعَتَاقَةَ الْكُبْرَى الَّتِيْ هِيَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ مِائَةَ أَلْفٍ مَرَّةً قَدْرُهَا عِنْدَكَ جَسِيْمٌ وَثَوَابُهَا عِنْدَكَ عَظِيْمٌ وَأَرَدْتُ أَنْ أُدَخِّرُهَا لِنَفْسِيْ وَأَسْتَوْدِعَكَ يَا اَللهُ إِيَّاهَا وَهِيَ لِيْ عِنْدَكَ وَدِيْعَةٌ وَأُشْهِدُكَ يَا اَللهُ أَنِّيْ قَدِ اشْتَرَيْتُ بِهَا نَفْسِيْ مِنَ النَّارِ فَأَعْتِقْنِيْ بِهَا مِنَ النَّارِ وَفَدَيْتُ مِنْكَ يَا اَللهُ بِهَا نَفْسِيْ مِنَ النَّارِ وَخَلِّصْنِيْ بِهَا مِنَ النَّارِ وَأَعِذْنِيْ مِنَ النَّارِ وَاحَجُبْنِيْ بِهَا مِنَ النَّارِ وَأَجِرْنِيْ بِهَا مِنَ النَّارِ وَنَجّنِيْ بهَا مِنَ النَّارِ وَسَلِّمْنِيْ بهَا مِنَ النَّارِ وَأَدْخِلْنِيْ بهَا الْجَنَّةَ مَعَ اْلأَبْرَارِ يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَألِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ كُلَّمَا ذكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُوْنَ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Harap berdiskusi dengan sopan dan sesuai pembahasan, jika mengirimkan link atau spam maka komentar akan dimoderasi. Terima kasih.