10 Wirid Imam Al-Ghazali Lengkap Arab Latin dan Artinya
"Sepuluh Wirid Anjuran Imam Al-Ghazali"
Mengamalkan wirid merupakan bagian terpenting bagi umat Muslim. Tanpa wiridan dan berdzikir, seseorang akan merasakan kehampaan dan kekosongan dalam hidupnya. Wiridan pun bervariasi, begitu pun dengan orang yang mengamalkannya.
Ada yang mengamalkan dzikir seadanya, setelah shalat saja, hingga ada yang di setiap embusan nafasnya dihiasi dengan asma' Alloh SWT.
Imam Al-Ghozali, dalam karyanya, Bidayatul Hidayah merekomendasikan kita beberapa wiridan yang dapat kita amalkan. Ia menyebutkan:
وَلْيَكُنْ مِنْ تَسَابِيْحِكَ، وَأَذْكَارِكَ عَشْرُ كَلِمَاتٍ.
Hendaknya tasbih-tasbihmu dan dzikir-dzikirmu terdapat sepuluh kalimat.
yaitu:
Pertama
لَا إِلهَ إِلَّا الله، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، لَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِى وَيُمِيْتُ، وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْر، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ.
Laa ilaaha illallooh, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku, lahul hamdu, yuhyii wa yumiitu, wa huwa ngalaa kulli syay-in qodiir.
Tiada Tuhan selain Alloh, Yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan, Dia maha hidup tidak mati, kebaikan ada di kekuasaan-Nya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Kedua
لَا إله إلَّا الله المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْن.
Laa ilaaha illalloohul malikul haqqul mubiin.
Tiada Tuhan selain Alloh yang maha menjadi raja, maha benar, maha menjelaskan.
Ketiga
لَا إِلَهَ إِلَّا الله الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ.
Laa ilaaha illalloohul waahidul qohhaar, robbus samawaati wal ardhi wa maa bainahumal ngaziizul ghoffar.
Tiada Tuhan selain Alloh yang esa dan maha perkasa, Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya yang maha perkasa lagi maha pengampun.
Keempat
سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلهِ، وَلَا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.
Subhaanallooh, wal hamdu lillah, wa laa ilaaha illallooh, walloohu akbar, wa laa haulaa wa laa quwwata illa billaahil ngaliyyil ngazhiim.
Maha suci Alloh, segala puji bagi Alloh, tiada tuhan selain Alloh, tiada daya dan upaya melainkan atas pertolongan Alloh.
Kelima
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ.
Subbuuhun qudduusur robbul malaaikati war ruuh.
Maha suci, maha qudus, tuhan sekalian malaikat dan ruh (Jibril).
Keenam
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.
Subhaanallooh wa bi hamdih, subhanalloohil ngazhiim.
Maha suci Alloh dengan memuji-Nya, dan maha suci Alloh yang maha agung.
Ketujuh
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَا اللهُ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، وَأَسْأَلُهُ التَّوْبَةَ وَالْمَغْفِرَةَ.
Astaghfirulloohal ngazhiim al-ladzii laa ilaaha illallooh huwal hayyul qoyyum, wa as-aluhut taubah wal maghfiroh.
Aku memohon ampun kepada Alloh yang maha agung, yang tiada tuhan selain Alloh, Dia yang maha hidup dan yang berdiri sendiri, aku memohon tobat dan ampunan.
Kedelapan
اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
Ya Alloh, tidak ada yang bisa mecegah apa yang Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah, tidak ada yang dapat menolak apa yang Engkau tetapkan, dan tidak bermanfaat kekayaan / kemuliaan (bagi orang yang memilikinya), hanya dari-Mu kekayaan / kemuliaan itu.
Kesembilan
اَللَّهُمَّ صَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Alloohumma sholli ngalss Muhammadin, wa ngalss ssli Muhammadin wa shohbihi wa sallim.
Ya Alloh curahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarga serta sahabatnya, juga curahkanlah keselamatan.
Kesepuluh
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Bismillahil ladzi laa yadhurru mangasmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa-i wa huwas samiingul ngaliim.
Dengan menyebut nama Alloh, yang dengan nama-Nya tidak ada yang dapat mencelakai segala sesuatu di bumi dan langit, Dia-lah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.
Wirid-wirid di atas sebagiannya sering kita baca, dan kebanyakan sudah tidak asing lagi. Jika memang tidak dapat mengamalkan semuanya, mungkin kita dapat mengamalkannya sebagian terlebih dahulu. Sebagaimana dalam kaidah fiqih, “Sesuatu yang tidak dapat dikerjakan semuanya, jangan ditinggalkan semuanya.”
Imam Al-Ghozali menuntun kita untuk mengamalkan wirid ini sesuai penjelasannya, yaitu:
تُكَرِّرُ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْ هذِهِ الْكَلِمَاتِ إِمَّا مِائَةَ مَرَّةٍ أَوْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً، أَوْ عَشْرَ مَرَّاتٍ، وَهُوَ أَقَلُّهُ، لِيَكُوْنَ الْمَجْمُوْعُ مِائَةً. وَلَازِمْ هذِهِ الْأَوْرَادَ، وَلاَ تَتَكَلَّمْ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ؛ فَفِي الْخَبَرِ أَنَّ ذَلِكَ أَفْضَلُ مِنْ إِعْتَاقِ ثَمَانِ رِقَابِ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ عَلَى نَبِيِّنَا وَعَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ أَعْنِي الإِشْتِغَالَ بِالذِّكْرِ إِلَى طُلُوْعِ الشَّمْسِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَتَخَلَّلَهُ كَلَامٌ.
Engkau ulang-ulang setiap wirid dari wirid-wirid itu, entah seratus kali atau tujuh puluh kali, atau sepuluh kali dan ini paling sedikitnya agar menjadi seratus. Dawamkan wirid-wirid ini, jangan berbicara sebelum terbitnya matahari; terdapat dalam hadits, bahwasannya tidak berbicara sebelum terbitnya matahari lebih utama dari memerdekakan delapan budak dari anak turunan Nabi Ismail salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita, yang aku maksud yaitu menyibukkan dengan dzikir sampai terbitnya matahari tanpa menyelanginya dengan pembicaraan.
Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan maksud dari keutamaan dalam hadits itu. Yang dimaksud dalam hadits ini adalah bertambahnya keutamaan orang yang mengamalkan amalan yang telah disebutkan di atas.
Semoga kita dapat mengamalkan wiridan yang dianjurkan oleh Imam Al-Ghazali agar hari-hari kita dihiasi oleh asma' Alloh SWT yang menyebabkan hati kita tidak gersang, dan dibukakan jalan menuju Tuhan semesta alam. Amiin.
Uraian ini disarikan dari Kitab Maroqiyul ‘Ubudiyyah Syarah Bidayah Al-Hidayah, Syekh Nawawi Al-Bantani, Thoha Putra, Semarang, halaman 30-31.
Harap berdiskusi dengan sopan dan sesuai pembahasan, jika mengirimkan link atau spam maka komentar akan dimoderasi. Terima kasih.